Siapa yang tak mengenal Mark Zuckerberg. Bos Facebook sekaligus salah satu orang terkaya di dunia. Nah suami Priscilla Chan ini ternyata diselimuti mitos-mitos unik yang tak pernah terduga. Dan berikut 5 mitos unik Mark Zuckerberg yang dilansir dari laman HowStuffWorks.
5. Sederhana, hemat, atau pelit?
Siapapun tahu jika Mark Zuckerberg adalah sosok yang sederhana. Ini terlihat dari gaya berpakaiannya. Ia kerap hanya menggenakan kaos itu-itu saja: abu-abu. Pun juga dengan hoodie dan celana jeans. Muncul pertanyaan, ia sederhana, hemat, atau pelit? Tahukah Anda tatkala menikah, Mark Zuckerberg hanya memberikan cincin pada istrinya senilai USD 25.000 saja. Sebuah angka yang sangat kecil bagi pemilik harta miliaran dolar ini.
4. Arogan
Di film The Social Network Mark Zuckerberg digambarkan sebagai sosok yang arogan. Tak hanya itu saja, ia difigurkan sebagai sosok yang licik. Mark Zuckerberg menampik segala mitos karakter dirinya tersebut. Malahan ia pernah mengritik soal film tersebut.
Dalam film itu (The Social network) yang benar akan diri saya hanyalah pakaiannya saja, ujarnya.
3. Bisnisman
Ia memang jago soal teknologi. Ia juga pakarnya social media. Namun untuk segi bisnis, tunggu dulu. Banyak yang yakin jika Mark Zuckerberg adalah bisnisman. Ia dipercaya mampu menggiring Facebook ke gerbang kesuksessan lewat rel bisnis. Tetapi jika melihat dari berantakannya IPO mereka, apakah julukan ini pantas?
2. Tak suka bersosialisasi
Jika dunia real ini ada dua, maya dan nyata, mungkin Mark Zuckerberg memilih tinggal di internet. Mitos yang bergulir jika dirinya jarang bersosialisasi. Di Havard, Mark Zuckerberg hanya menghabiskan diri di kamar asrama, berjibaku dengan PC, kutu komputer, coding, dan membidani kelahiran Facebook. Ia jarang bergaul dan canggung jika bersosialisasi.
1. Menusuk dari belakang
Masih dari film The Social Network, Mark Zuckerberg digambarkan pernah bekerja untuk si kembar Winklevoss di Harvard membuat situs social network. Ia kemudian minggat merilis TheFacebook dan dituding mencuri ide. Pun juga Mark Zuckerberg masih dalam film pernah berselisih dengan semasa co-founder, Eduardo Saverin terkait kepemilikan saham. Kala itu Eduardo Saverin menjabat sebagai CFO saat Facebook masih belajar merangkak.
5. Sederhana, hemat, atau pelit?
Siapapun tahu jika Mark Zuckerberg adalah sosok yang sederhana. Ini terlihat dari gaya berpakaiannya. Ia kerap hanya menggenakan kaos itu-itu saja: abu-abu. Pun juga dengan hoodie dan celana jeans. Muncul pertanyaan, ia sederhana, hemat, atau pelit? Tahukah Anda tatkala menikah, Mark Zuckerberg hanya memberikan cincin pada istrinya senilai USD 25.000 saja. Sebuah angka yang sangat kecil bagi pemilik harta miliaran dolar ini.
4. Arogan
Di film The Social Network Mark Zuckerberg digambarkan sebagai sosok yang arogan. Tak hanya itu saja, ia difigurkan sebagai sosok yang licik. Mark Zuckerberg menampik segala mitos karakter dirinya tersebut. Malahan ia pernah mengritik soal film tersebut.
Dalam film itu (The Social network) yang benar akan diri saya hanyalah pakaiannya saja, ujarnya.
3. Bisnisman
Ia memang jago soal teknologi. Ia juga pakarnya social media. Namun untuk segi bisnis, tunggu dulu. Banyak yang yakin jika Mark Zuckerberg adalah bisnisman. Ia dipercaya mampu menggiring Facebook ke gerbang kesuksessan lewat rel bisnis. Tetapi jika melihat dari berantakannya IPO mereka, apakah julukan ini pantas?
2. Tak suka bersosialisasi
Jika dunia real ini ada dua, maya dan nyata, mungkin Mark Zuckerberg memilih tinggal di internet. Mitos yang bergulir jika dirinya jarang bersosialisasi. Di Havard, Mark Zuckerberg hanya menghabiskan diri di kamar asrama, berjibaku dengan PC, kutu komputer, coding, dan membidani kelahiran Facebook. Ia jarang bergaul dan canggung jika bersosialisasi.
1. Menusuk dari belakang
Masih dari film The Social Network, Mark Zuckerberg digambarkan pernah bekerja untuk si kembar Winklevoss di Harvard membuat situs social network. Ia kemudian minggat merilis TheFacebook dan dituding mencuri ide. Pun juga Mark Zuckerberg masih dalam film pernah berselisih dengan semasa co-founder, Eduardo Saverin terkait kepemilikan saham. Kala itu Eduardo Saverin menjabat sebagai CFO saat Facebook masih belajar merangkak.